Dibawah terang rembulan revan menjemputku,, dengan kemeja
kotak-kotak hijau dan helm power ranger hitamnyanya ia muncul dari balik
gelapnya jalanan yang kira-kira lebarnya cukup untuk dua mobil berjajar.. sementara
itu di bawah remang lampu jalanan berwarna oranye aku sudah menunggunya dengan
helm ranger pink yang aku jinjing..
Belum pernah aku merasakan perasaan yang seperti ini setelah
kesekian kalinya kami jalan bersama,, entah karena aku senang,, takut,, cemas,,
atau apalah itu. Namun kalli ini ada hal lain yang aku rasakan ketika melihat
wajahnya..
“loh kamu uda nunggu aku sya?”
setengah kaget ia bertanya kepadaku
“ah, engga kok van, aku baru aja
nyampe kok, aku takut chat kamu yang pending ke aku” sambil tersenyum
jawabku.
“oh, aku pikir kamu uda daritadi,
jalanan macet banget tadi, yaduhhh,, makanya aku lama,, yuk naik”
“mau kemana kita van?” tanyaku sembari melangkahkan kaki untuk
menaiki motor revan
“kamu suka ngopi? Kita ke kedai kopi
aja ya” jawab revan sembari menarik gas di tangan kanannya
“hmm, ayukk van”
Selama perjalanan menuju kedai kopi,, tidak banyak
perbincangan yang kami buat,, kami hanya terdiam dan menikmati suasana jakarta
yang setiap harinya tidak pernah lelah dari kemacetan. Di tengah perjalanan
kami, kurasakan tangan revan menggapai lengan kiri ku dan menariknya kedepan,
mengisyaratkan bahwa aku untuk berpegangan kepadanya.
Yaa. Lagi lagi perasaan itu muncul,,aku pun belum menyadari
apa arti dari perasaan ini..
Sesampainya di kedai kopi,,revan memesan dua cangkir coffe
latte sementara itu aku mencari meja kosong yang memang kedai nya cukup ramai
pada malam itu.
Sambil menyeruput coffe yang revan pesan aku menceritakan
semua kejadian yang aku alami sebulan belakangan ini, karena kami memang sudah
hampir satu bulan hilang komunikasi,, revan pun juga menceritakan semua yang
terjadi dikantornya.
Tetapi lagi-lagi ada yang beda antara kami,, yapp yapp aku
rasain itu van, ada sedikit perubahan di antara kita, entah itu karena canggung
atau memang mood kita yang sama-sama sedang tidak bagus.
“van” aku memecah keheningan
“iya”
“kamu kemana sih selama ini,, gapernah hubungin aku,, tiba-tiba ilang
begitu aja”
“aku sibuk sya,,maaf ya,aku juga
banyak pikiran” sorot matanya meyakinkan aku bahwa memang ia sibuk
dengan pekerjaannya
“hahhahaha sibuk mikirin yang lain yaa” jawabku beriringan dengan
gelak tawa yang ada diantara kami
“engga kok, namanya manusia itu ya
hidup penuh pikiran,, gatau deh padahal mikirin apa,, hahahaha”
“oh,, kirain uda lupa kali sama aku,abis tiba tiba muncu tiba tiba ilang
mulu sihh” sembari mengaduk secangkir coffe latte di atas meja kami
“hmmm kaya lampu kuning dong”
jawab revan setengah tertawa
“oh,, iya bener, kadang muncul kadang engga ya van,”
“hhaha, iya kadang kemerah,, kadang
juga ke ijo,weeeee”
“yaaahh, banyak dong kl gituu,, trus aku yang merah atau yang ijo kalo
gitu?”
“hmm, aku juga gatau,karena kita ga
selalu terus berada di persimpangan traffic light, sya” jawabnya sembari
menggenggam tangan ku
“tapi sampai saat ini aku masih ada ditengah perempatan jalan loh van”
Revan tak mengucapkan apapun hanya sorot matanya saja yang
jelas berbicara kepadaku.. ketika kami lihat jam, waktu menunjukkan tepat pukul
21.15 dan kami meninggalkan kedai kopi tersebut.
Hempasan angin yang menerpa tubuh kami serasa begitu dingin,
meski tubuh kami telah dibalut jaket. Lagi,,revan menarik tanganku, kali ini
aku memeluk tubuhnya dari belakang,, dan kini aku tau perasaan yang sedari tadi
muncul menghinggapi ku,,
“kamu jangan pergi lagi ya van” bisikku
“...” revan hanya menggenggam
erat tanganku sembari melajukan motornya.
Sesampainya dirumah,, aku melangkah turun dari motor revan
“makasih yaaa revaaan J”
“aku makasih juga ya sya,, ingett ya
kamu harus lulus semester ini sya,,semangat yaa” tutur revan sembari
mengusap kepala ku
“siappp bapak revann,, tapi kamu jangan ilang ilangan lagi yaaaa”
“hahaha, jelekkk” setengah
memelukku “udah gih masukk, uda malem”
“aku masih mau liat kamuuu mihihihi :P .. yaudah aku masuk yaa, take care
revankuu”
“iya
risyaaa”
Sesungguhnya skenario Tuhan ini hanya dapat kujalani sampai
pada suatu hari nanti aku akan menemukan jawaban dari apa yang telah kami lalui
bersama tanpa sebuah komitmen,,
Ciganjur, 6 Juli 2013 (23.08)