Bertemu kawan lama memanglah
sangat menyenangkan. terlebih ketika mereka dapat melepas semua penat yang
menghinggapi pikiran. singkat memang perjumpaan dan interaksi diantara kita. terhitung
pertengahan tahun lalu ketika kita sering berjumpa di cafe malam itu dirimu menjadi
sering menghubungi ku lewat bbm.
"hoyyy miraa,, lagi
ngapain lu?"
"gw lg kerja nih. banyak
deadline" singkat jelas dan padat jawabku. "oh maaf ya mir kalau gw
ganggu"
"ah santai aja ren".
" pulang jam berapa lu
mir?"
"biasa ren jam 7 baru
pulang nih.. hehe"
"ada yg jemput ngga mir?"
"hmm. ada ren. abang
tukang angkot. hahahaha"
"kalo gitu gw jemput ya
mir, kan kantor lu searah sm kantor gw"
"hah? serius ren? boleh
deh ren gw jg lagi capek bgt ni"
"oke mir. tunggu gw aja
ya nnti"
"iya ren gw lanjut krja
dulu ya. deadline soalnya. pffttt"
semenjak saat itu kita selalu
pulang bersama karena memang jalan pulang mu melewati kantor ku.
aku dan rendi sbnarnya tidak
sering bbm an, setiap kali kami berjumpa juga tidak ada sesuatu yg menggetarkan
hati. hanya saja di suatu waktu ketika rendi menjemputku ia memberikan gantungan
ponsel bertuliskan namaku yang merupakan buah tangan ketika ia singgah ke bali kala
ia menjalankan tugas kantornya.
"nih mir"
"apanih ren?"
"oh ini kemaren gw beli
di bali. gw keingetan aja sama lu.hahaha"
" wahhhh makasih ya ren.
tau aja lu kalo gw suka gantungan kodok kaya gini. eh ada nama gue nya juga
lagi" senyum ceria tersungging di bibir ku
gantungan kunci pemberian
rendi ketika itu ku pikir hanya buah tangan semata tapi ternyata ia sengaja
membelikanku dan memang ia sengaja mencari tau apa yg kusuka. ya benar,, ternyata
ia menaruh hati padaku. bodohnya aku tidak menyadarinya bahwa selama ini selama
ia menjemputku di kantor. mengajakku lunch bareng. dinner bareng. itu hanya ku
anggap sebuah kedekatan seorang teman saja.
dan ketika ia bbm merujuk ke
arah itu pun masih ku anggap ia bercanda
*cling.cling
tanda bbm masuk di smartphone
ku
*rendi*
"miraaaaaaaa. pekan depan
temenin gw yaaaa kumpul sama temen kantor gw"
"jam berapa ren? ad
acara apaan emg?"
"jam 7 di cafe calista
mir, tapi lu pura2 jd pacar gw ya mir"
"lah emang knp ren? ah
emang gw cewe apaan ren. ud kaya pacar sewaan -.-"
"oh yaudah kalo gitu lu
jadi pacar gw beneran aja deh mir. hahaha"
"haha lu bercanda aja
rennnn rennn -.-"
"gmn mir bisa
ngga?"
"yaudh kalo nemenin aja
gw usahain bisa ren. nnti kabarin lagi aja ya ren"
"oke mir"
****
sampai pada pekan yg dinanti
oleh rendi. dan aku masih belum sadar bahwa permintaannya mngenai pacaran itu
adalah kesungguhannya bukan candaan yg biasa ia lontarkan. setelah ia
menjemputku dari kantor kemudian kita bergegas menuju cafe calista.
"kok sepi sih ren mana
temen lu? gw gabisa lama lama nih"
"msh pd dijalan mir. kn
bru pulang krja juga mereka"
setelah minuman dan makanan
yg kita pesan datang. tetiba kau sibuk dengan tas ransel yg kau bawa sejak
tadi.
"lu ngapain sih ren?
ribet banget"
"nih"
rendi menyodorkan sepucuk bunga
mawar merah yang ia ambil dr dalam ranselnya.
"hah?? bunga ren? buat
siapa deh?"
aku masih belum menyadarinya
juga bahwa hari itu adalah hari yg sengaja kau susun untuk menyatakan cinta
kepadaku
"lu mau ga jd pacar gw
mir?"
seketika suasana menjadi
hening. dan seketika itu pula kerongkonganku tercekat dan tidak bisa
mengeluarkan kata2 apapun.
"ja...ja...di yg waktu
itu lu se...ri..us ren?" sambil terbata2 ku tanyakan kepadamu antara
percaya dan tidak kamu menyatakan cintamu.
"iyalah lu pikir gw
brcanda? itu gw sengaja bawain bunga segala mir. moso gw bercanda sih,, jd
gimana mir?"
"gmn ya ren?"
" lah kok lu malah nanya
balik?"
hening hingga hampir 30 menit
kami duduk dan memainkan sedotan limun untuk mengaduk aduk minuman karena
suasana berubah menjadi tidak nyaman..
"maaf ya ren"
"maaf apa mir?"
"maaf ren gw cm bisa
simpan mawar merah dari lu. tapi gw ngga bisa simpan cinta lu di hati gw ren karena gw blm bisa untuk memulainya."
"jadi mir..?? oh
okee" dengan wajah kecewa rendi menerima jawaban dariku
sejak saat itu aku tidak
pernah berjumpa kembali dengan rendi karena aku merasa orang terjahat yang
telah menyakiti perasaan pria sebaik rendi.
Ciganjur, 30 April 2013