sebuah catatan kehidupan

catatan seorang gadis pecinta katak

Selasa, 30 April 2013

KUSIMPAN MAWARMU


Bertemu kawan lama memanglah sangat menyenangkan. terlebih ketika mereka dapat melepas semua penat yang menghinggapi pikiran. singkat memang perjumpaan dan interaksi diantara kita. terhitung pertengahan tahun lalu ketika kita sering berjumpa di cafe malam itu dirimu menjadi sering menghubungi ku lewat bbm.

"hoyyy miraa,, lagi ngapain lu?"
"gw lg kerja nih. banyak deadline" singkat jelas dan padat jawabku. "oh maaf ya mir kalau gw ganggu"
"ah santai aja ren".
" pulang jam berapa lu mir?"
"biasa ren jam 7 baru pulang nih.. hehe"
"ada yg jemput ngga mir?"
"hmm. ada ren. abang tukang angkot. hahahaha"
"kalo gitu gw jemput ya mir, kan kantor lu searah sm kantor gw"
"hah? serius ren? boleh deh ren gw jg lagi capek bgt ni"
"oke mir. tunggu gw aja ya nnti"
"iya ren gw lanjut krja dulu ya. deadline soalnya. pffttt"

semenjak saat itu kita selalu pulang bersama karena memang jalan pulang mu melewati kantor ku.
aku dan rendi sbnarnya tidak sering bbm an, setiap kali kami berjumpa juga tidak ada sesuatu yg menggetarkan hati. hanya saja di suatu waktu ketika rendi menjemputku ia memberikan gantungan ponsel bertuliskan namaku yang merupakan buah tangan ketika ia singgah ke bali kala ia menjalankan tugas kantornya.

"nih mir"
"apanih ren?"
"oh ini kemaren gw beli di bali. gw keingetan aja sama lu.hahaha"
" wahhhh makasih ya ren. tau aja lu kalo gw suka gantungan kodok kaya gini. eh ada nama gue nya juga lagi" senyum ceria tersungging di bibir ku

gantungan kunci pemberian rendi ketika itu ku pikir hanya buah tangan semata tapi ternyata ia sengaja membelikanku dan memang ia sengaja mencari tau apa yg kusuka. ya benar,, ternyata ia menaruh hati padaku. bodohnya aku tidak menyadarinya bahwa selama ini selama ia menjemputku di kantor. mengajakku lunch bareng. dinner bareng. itu hanya ku anggap sebuah kedekatan seorang teman saja.
dan ketika ia bbm merujuk ke arah itu pun masih ku anggap ia bercanda

*cling.cling
tanda bbm masuk di smartphone ku
*rendi*
"miraaaaaaaa. pekan depan temenin gw yaaaa kumpul sama temen kantor gw"
"jam berapa ren? ad acara apaan emg?"
"jam 7 di cafe calista mir, tapi lu pura2 jd pacar gw ya mir"
"lah emang knp ren? ah emang gw cewe apaan ren. ud kaya pacar sewaan -.-"
"oh yaudah kalo gitu lu jadi pacar gw beneran aja deh mir. hahaha"
"haha lu bercanda aja rennnn rennn -.-"
"gmn mir bisa ngga?"
"yaudh kalo nemenin aja gw usahain bisa ren. nnti kabarin lagi aja ya ren"
"oke mir"

****

sampai pada pekan yg dinanti oleh rendi. dan aku masih belum sadar bahwa permintaannya mngenai pacaran itu adalah kesungguhannya bukan candaan yg biasa ia lontarkan. setelah ia menjemputku dari kantor kemudian kita bergegas menuju cafe calista.
"kok sepi sih ren mana temen lu? gw gabisa lama lama nih"
"msh pd dijalan mir. kn bru pulang krja juga mereka"

setelah minuman dan makanan yg kita pesan datang. tetiba kau sibuk dengan tas ransel yg kau bawa sejak tadi.
"lu ngapain sih ren? ribet banget"
"nih"
rendi menyodorkan sepucuk bunga mawar merah yang ia ambil dr dalam ranselnya.
"hah?? bunga ren? buat siapa deh?"
aku masih belum menyadarinya juga bahwa hari itu adalah hari yg sengaja kau susun untuk menyatakan cinta kepadaku
"lu mau ga jd pacar gw mir?"
seketika suasana menjadi hening. dan seketika itu pula kerongkonganku tercekat dan tidak bisa mengeluarkan kata2 apapun.
"ja...ja...di yg waktu itu lu se...ri..us ren?" sambil terbata2 ku tanyakan kepadamu antara percaya dan tidak kamu menyatakan cintamu.
"iyalah lu pikir gw brcanda? itu gw sengaja bawain bunga segala mir. moso gw bercanda sih,, jd gimana mir?"
"gmn ya ren?"
" lah kok lu malah nanya balik?"

hening hingga hampir 30 menit kami duduk dan memainkan sedotan limun untuk mengaduk aduk minuman karena suasana berubah menjadi tidak nyaman..
"maaf ya ren"
"maaf apa mir?"
"maaf ren gw cm bisa simpan mawar merah dari lu. tapi gw ngga bisa simpan cinta lu di hati gw ren karena gw blm bisa untuk memulainya."
"jadi mir..?? oh okee" dengan wajah kecewa rendi menerima jawaban dariku

sejak saat itu aku tidak pernah berjumpa kembali dengan rendi karena aku merasa orang terjahat yang telah menyakiti perasaan pria sebaik rendi.



Ciganjur, 30 April 2013