sebuah catatan kehidupan
catatan seorang gadis pecinta katak
Jumat, 11 Oktober 2013
Terlambat.
setelah 3 tahun kita bersama, dan baru 2 tahun belakangan ini aku merasakan kehadiranmu sangatlah berartii. itu semua bukan karena kau sering mengajakku jalan, tetapi karena kau yang selalu ada dan selalu mengerti ku disaat aku membutuhkanmu. kau bagaikan malaikatku.
*kringgg.. dering ponsel ku, pesan dari reno:
"esok kita berjumpa di taman dekat rumahmu ya la?pukul 7 tidak pake karettt"
"oke re okee siappp"
reno ku yang selalu bilang seperti itu ketika kami akan berjumpa. dia yang selalu paham kalau aku selalu pake jam karettt dan dia yang Kan selalu menunggu ku dan dia pula yang tidak pernah marah ketika aku terlambat hingga berjam-jam.
setengah berlari aku berjalan menuju taman.. kulihat jam ditangan ku pukul 07.20 dari kejauhan ku lihat sosok reno tengah berdiri di bawah pohon ficus sembari memainkan gadget miliknya.
"hmm karett lagii karett lagii. jam kamu ngga pernah diganti yaa?"
"hiii"
*aku hanya memperlihatkan gigi seri ku dan memasang wajah tak berdosa*
" udah lama ya re? maaf ya ree aku td kesiangan bangunnya"
"hemmm.. menurut kamu??? kamu udah siap?? apa mau istirahat dulu?"
sambil membalikkan tubuh kau berjalan menuju kursi terdekat, pertanda menunda keberangkatan kita sejenak, aku hanya mengikuti jejakmu dari belakang dan dengan sigap aku langsung duduk disampingmu.
"nihhh.." menyodorkan sebotol air mineral dr botol minum yg kau bawa.
"pasti haus kan kamu, minum dulu aja. kita berangkat 10 menit lagi ya"
"makasih re" jawabku..
*****
"yukk berangkat" ajaknya sembari melangkahkan kakinya.
"re.... tunggu dong re" aku yg selalu tertinggal di belakang karena langkahnya yang 2 kali lebih panjang dari ku.. untuk kali ini reno tak menghiraukan ku karena memang ia selalu berjalan seperti ini.
*****
sejak malam itu aku tak pernah berjumpa kembali dengan reno. sedikitpun tak ku dapat kabar darinya. entah melalui sms atau pun media sosial yang ia miliki.
"re,,, kamu dimana?" hampir saja ku tekan tombol *send* namun ku hapus kembali dan ku urungkan niatku.
hampir setiap minggu aku menunggumu di taman namun tak kudapatkan sosok mu disana.
ketika aku hampir menyerah..
reno ku hadirr.. reno ku menghampiriku di kursi taman sore itu pukul 16.00
"lohh. la kamu ngapain sendirian disini?" tanpa perasaan bersalah sedikitpun ia melontarkan pertanyaan sembari menyodorkan eskrim kesukaanku
"haahh.. eee.. aa..ku.. aku lagi iseng" setengah terkejut aku menjawabnya
"kamu ga kangen aku la?"
"kamu darimana aja sih re??"
"aku? hhhhahaha ciyee kangen ya? aku dari bulan dong la. "
"hhihhh. kamu di tanya serius malah bercanda aja sih -,-"
"ciyeee lala ngambekkk, jangan ngambekk dong laaaaa" bujuk reno sembari mencubit pipiku yang bulat
"ohiya la. aku kesini mau kasih tau kamu sesuatu lohh. tapi kamu jangan terkejut yaaa. "
"apa re?"
"kamu tau kan dulu aku sukaaa banget sama sinta, sekarang kita udah jadian loh,, makanya aku jarang kesini lagi la"
"ohh. jadii kaliann.. hmm bagus dong re. selamat yaaaa re. kok sinta ngga kamu ajak kesini?" setegar mungkin aku merespon pernyataan reno
"sinta lagi liburan ke bangkok. jd ngga aku ajak deh"
"ohh. makanya kamu ke taman yaa." " ehh re. aku lupa aku ada janji sama temen aku. aku duluan yaa re. hmm. ini eskrimnya gajadi aku makan, aku lagi diet." "byee renoo"
"ehh. la yahh kok pergi sihh. aku anter deh yaa"
"gausahhh re. akuu bisa sendirii kok" setengah berteriak sembari berlari meninggalkan reno
********
bukan cinta yang selalu datang terlambat tetapi terkadang kita yang terlambat hadir disampingnya
Sabtu, 06 Juli 2013
Bersamamu... #Vansya
Dibawah terang rembulan revan menjemputku,, dengan kemeja
kotak-kotak hijau dan helm power ranger hitamnyanya ia muncul dari balik
gelapnya jalanan yang kira-kira lebarnya cukup untuk dua mobil berjajar.. sementara
itu di bawah remang lampu jalanan berwarna oranye aku sudah menunggunya dengan
helm ranger pink yang aku jinjing..
Belum pernah aku merasakan perasaan yang seperti ini setelah
kesekian kalinya kami jalan bersama,, entah karena aku senang,, takut,, cemas,,
atau apalah itu. Namun kalli ini ada hal lain yang aku rasakan ketika melihat
wajahnya..
“loh kamu uda nunggu aku sya?”
setengah kaget ia bertanya kepadaku
“ah, engga kok van, aku baru aja
nyampe kok, aku takut chat kamu yang pending ke aku” sambil tersenyum
jawabku.
“oh, aku pikir kamu uda daritadi,
jalanan macet banget tadi, yaduhhh,, makanya aku lama,, yuk naik”
“mau kemana kita van?” tanyaku sembari melangkahkan kaki untuk
menaiki motor revan
“kamu suka ngopi? Kita ke kedai kopi
aja ya” jawab revan sembari menarik gas di tangan kanannya
“hmm, ayukk van”
Selama perjalanan menuju kedai kopi,, tidak banyak
perbincangan yang kami buat,, kami hanya terdiam dan menikmati suasana jakarta
yang setiap harinya tidak pernah lelah dari kemacetan. Di tengah perjalanan
kami, kurasakan tangan revan menggapai lengan kiri ku dan menariknya kedepan,
mengisyaratkan bahwa aku untuk berpegangan kepadanya.
Yaa. Lagi lagi perasaan itu muncul,,aku pun belum menyadari
apa arti dari perasaan ini..
Sesampainya di kedai kopi,,revan memesan dua cangkir coffe
latte sementara itu aku mencari meja kosong yang memang kedai nya cukup ramai
pada malam itu.
Sambil menyeruput coffe yang revan pesan aku menceritakan
semua kejadian yang aku alami sebulan belakangan ini, karena kami memang sudah
hampir satu bulan hilang komunikasi,, revan pun juga menceritakan semua yang
terjadi dikantornya.
Tetapi lagi-lagi ada yang beda antara kami,, yapp yapp aku
rasain itu van, ada sedikit perubahan di antara kita, entah itu karena canggung
atau memang mood kita yang sama-sama sedang tidak bagus.
“van” aku memecah keheningan
“iya”
“kamu kemana sih selama ini,, gapernah hubungin aku,, tiba-tiba ilang
begitu aja”
“aku sibuk sya,,maaf ya,aku juga
banyak pikiran” sorot matanya meyakinkan aku bahwa memang ia sibuk
dengan pekerjaannya
“hahhahaha sibuk mikirin yang lain yaa” jawabku beriringan dengan
gelak tawa yang ada diantara kami
“engga kok, namanya manusia itu ya
hidup penuh pikiran,, gatau deh padahal mikirin apa,, hahahaha”
“oh,, kirain uda lupa kali sama aku,abis tiba tiba muncu tiba tiba ilang
mulu sihh” sembari mengaduk secangkir coffe latte di atas meja kami
“hmmm kaya lampu kuning dong”
jawab revan setengah tertawa
“oh,, iya bener, kadang muncul kadang engga ya van,”
“hhaha, iya kadang kemerah,, kadang
juga ke ijo,weeeee”
“yaaahh, banyak dong kl gituu,, trus aku yang merah atau yang ijo kalo
gitu?”
“hmm, aku juga gatau,karena kita ga
selalu terus berada di persimpangan traffic light, sya” jawabnya sembari
menggenggam tangan ku
“tapi sampai saat ini aku masih ada ditengah perempatan jalan loh van”
Revan tak mengucapkan apapun hanya sorot matanya saja yang
jelas berbicara kepadaku.. ketika kami lihat jam, waktu menunjukkan tepat pukul
21.15 dan kami meninggalkan kedai kopi tersebut.
Hempasan angin yang menerpa tubuh kami serasa begitu dingin,
meski tubuh kami telah dibalut jaket. Lagi,,revan menarik tanganku, kali ini
aku memeluk tubuhnya dari belakang,, dan kini aku tau perasaan yang sedari tadi
muncul menghinggapi ku,,
“kamu jangan pergi lagi ya van” bisikku
“...” revan hanya menggenggam
erat tanganku sembari melajukan motornya.
Sesampainya dirumah,, aku melangkah turun dari motor revan
“makasih yaaa revaaan J”
“aku makasih juga ya sya,, ingett ya
kamu harus lulus semester ini sya,,semangat yaa” tutur revan sembari
mengusap kepala ku
“siappp bapak revann,, tapi kamu jangan ilang ilangan lagi yaaaa”
“hahaha, jelekkk” setengah
memelukku “udah gih masukk, uda malem”
“aku masih mau liat kamuuu mihihihi :P .. yaudah aku masuk yaa, take care
revankuu”
“iya
risyaaa”
Sesungguhnya skenario Tuhan ini hanya dapat kujalani sampai
pada suatu hari nanti aku akan menemukan jawaban dari apa yang telah kami lalui
bersama tanpa sebuah komitmen,,
Ciganjur, 6 Juli 2013 (23.08)
Selasa, 30 April 2013
KUSIMPAN MAWARMU
Bertemu kawan lama memanglah
sangat menyenangkan. terlebih ketika mereka dapat melepas semua penat yang
menghinggapi pikiran. singkat memang perjumpaan dan interaksi diantara kita. terhitung
pertengahan tahun lalu ketika kita sering berjumpa di cafe malam itu dirimu menjadi
sering menghubungi ku lewat bbm.
"hoyyy miraa,, lagi
ngapain lu?"
"gw lg kerja nih. banyak
deadline" singkat jelas dan padat jawabku. "oh maaf ya mir kalau gw
ganggu"
"ah santai aja ren".
" pulang jam berapa lu
mir?"
"biasa ren jam 7 baru
pulang nih.. hehe"
"ada yg jemput ngga mir?"
"hmm. ada ren. abang
tukang angkot. hahahaha"
"kalo gitu gw jemput ya
mir, kan kantor lu searah sm kantor gw"
"hah? serius ren? boleh
deh ren gw jg lagi capek bgt ni"
"oke mir. tunggu gw aja
ya nnti"
"iya ren gw lanjut krja
dulu ya. deadline soalnya. pffttt"
semenjak saat itu kita selalu
pulang bersama karena memang jalan pulang mu melewati kantor ku.
aku dan rendi sbnarnya tidak
sering bbm an, setiap kali kami berjumpa juga tidak ada sesuatu yg menggetarkan
hati. hanya saja di suatu waktu ketika rendi menjemputku ia memberikan gantungan
ponsel bertuliskan namaku yang merupakan buah tangan ketika ia singgah ke bali kala
ia menjalankan tugas kantornya.
"nih mir"
"apanih ren?"
"oh ini kemaren gw beli
di bali. gw keingetan aja sama lu.hahaha"
" wahhhh makasih ya ren.
tau aja lu kalo gw suka gantungan kodok kaya gini. eh ada nama gue nya juga
lagi" senyum ceria tersungging di bibir ku
gantungan kunci pemberian
rendi ketika itu ku pikir hanya buah tangan semata tapi ternyata ia sengaja
membelikanku dan memang ia sengaja mencari tau apa yg kusuka. ya benar,, ternyata
ia menaruh hati padaku. bodohnya aku tidak menyadarinya bahwa selama ini selama
ia menjemputku di kantor. mengajakku lunch bareng. dinner bareng. itu hanya ku
anggap sebuah kedekatan seorang teman saja.
dan ketika ia bbm merujuk ke
arah itu pun masih ku anggap ia bercanda
*cling.cling
tanda bbm masuk di smartphone
ku
*rendi*
"miraaaaaaaa. pekan depan
temenin gw yaaaa kumpul sama temen kantor gw"
"jam berapa ren? ad
acara apaan emg?"
"jam 7 di cafe calista
mir, tapi lu pura2 jd pacar gw ya mir"
"lah emang knp ren? ah
emang gw cewe apaan ren. ud kaya pacar sewaan -.-"
"oh yaudah kalo gitu lu
jadi pacar gw beneran aja deh mir. hahaha"
"haha lu bercanda aja
rennnn rennn -.-"
"gmn mir bisa
ngga?"
"yaudh kalo nemenin aja
gw usahain bisa ren. nnti kabarin lagi aja ya ren"
"oke mir"
****
sampai pada pekan yg dinanti
oleh rendi. dan aku masih belum sadar bahwa permintaannya mngenai pacaran itu
adalah kesungguhannya bukan candaan yg biasa ia lontarkan. setelah ia
menjemputku dari kantor kemudian kita bergegas menuju cafe calista.
"kok sepi sih ren mana
temen lu? gw gabisa lama lama nih"
"msh pd dijalan mir. kn
bru pulang krja juga mereka"
setelah minuman dan makanan
yg kita pesan datang. tetiba kau sibuk dengan tas ransel yg kau bawa sejak
tadi.
"lu ngapain sih ren?
ribet banget"
"nih"
rendi menyodorkan sepucuk bunga
mawar merah yang ia ambil dr dalam ranselnya.
"hah?? bunga ren? buat
siapa deh?"
aku masih belum menyadarinya
juga bahwa hari itu adalah hari yg sengaja kau susun untuk menyatakan cinta
kepadaku
"lu mau ga jd pacar gw
mir?"
seketika suasana menjadi
hening. dan seketika itu pula kerongkonganku tercekat dan tidak bisa
mengeluarkan kata2 apapun.
"ja...ja...di yg waktu
itu lu se...ri..us ren?" sambil terbata2 ku tanyakan kepadamu antara
percaya dan tidak kamu menyatakan cintamu.
"iyalah lu pikir gw
brcanda? itu gw sengaja bawain bunga segala mir. moso gw bercanda sih,, jd
gimana mir?"
"gmn ya ren?"
" lah kok lu malah nanya
balik?"
hening hingga hampir 30 menit
kami duduk dan memainkan sedotan limun untuk mengaduk aduk minuman karena
suasana berubah menjadi tidak nyaman..
"maaf ya ren"
"maaf apa mir?"
"maaf ren gw cm bisa
simpan mawar merah dari lu. tapi gw ngga bisa simpan cinta lu di hati gw ren karena gw blm bisa untuk memulainya."
"jadi mir..?? oh
okee" dengan wajah kecewa rendi menerima jawaban dariku
sejak saat itu aku tidak
pernah berjumpa kembali dengan rendi karena aku merasa orang terjahat yang
telah menyakiti perasaan pria sebaik rendi.
Ciganjur, 30 April 2013
Langganan:
Postingan (Atom)