sebuah catatan kehidupan

catatan seorang gadis pecinta katak

Minggu, 21 November 2010

Gedeensis series I


Gedeensis Part I
(nyimik-nyimik series) 
With : ka Gugum, ka Lana, ka Oci, ka Agus, ka Yono, adik abaii
Comp: ka Cipah n ka Titin
Guest star : mas Dwi aryapinangsang
@29-31 agustus 2010



Perjalanan kami berawal dari ide ka Lana yang semula hanya ingin jalan-jalan stemmata, namun hal tabu itu muncul dibenaknya

*yuuppp.. benak seorang Lanaceae yang tidak jauh dari kata nganveg.!!*
 akhirnya tujuan kita yakni melakukan plotting

*jika tempat memungkinkan*

Pendakian kami lakukan pada tanggal 29 juli 2010, Tim telah sepakat bahwa pemberangkatan menuju cibodas pada pukul 06.45 agar pendakian dapat dilakukan pagi hari, ka gugum  dan  abaii telah sampai terlebih dahulu di kp.rambutan pd pukul 05.30, setelah menunggu cukup lama akhirnya ka Lana berbarengan dengan ka Agus dan ka Yono datang pada pukul 05.50.

*terjadi miss communication antara tim pertama (ka gugum, dkk)  dan tim kedua (ka oci, dkk)*

Akibat miss communication ini akhirnya kami berangkat pukul 07.00 dengan keputusan ka oci menunggu kami di jalan. Kami menaiki bus jurusan Jakarta - Tasik dengan “merk bus” Doa Ibu. Setelah kira-kira tidak sampai 5 menit bus berjalan tiba-tiba salah satu dari anggota ada yang berteriak “itu cipa noy,,itu cipa,, panggil…panggil..!!”. Dua orang dari tim kami bergegas turun dan berlari menghampiri cipa dan oci kala itu, sambil berteriak memanggil mereka. Tak berapa lama mereka kembali menuju bus dengan berlarian.

*fiuuhhh..akhirnya mereka dapat mengejar bus, namun oci tertinggal oleh kami*

Karena Oci mengantar cipa sampai kp.rambutan maka dirinya tertinggal oleh bus kami, ya sudahlah akhirnya mereka bertiga menyusul dengan menggunakan bus kedua. Pukul 09.00 kami sampai di simpang raya

*tempat ldmpl angkatan 2008*.

Seturunnya kami dari bus lalu kami duduk dipinggir jalan hendak menunggu Oci dkk. Setengah jam berlalu kemudian ponsel milik salah satu anggota berbunyi, oci menelpon dan ternyata dia telah turun dari bus, setelah berbicara ngalor-ngidul ternyata eh ternyata mereka salah turun dari bus. Lagi..lagi .. kami berpisah, kemudian kami putuskan kembali bahwa kami bertemu di resort gunung putri saja.
Sesampainya di resort dan menunggu beberapa saat akhirnya kami pun bertemu dengan mereka.

*terima kasih Ya Alloh*

setelah berkenalan dengan guest star *mas dwi aryapinangsang* dan menye-menye dahulu, baru kami melanjutkan perjalanan menuju GPO, kira-kira pukul 10.30 kami sampai di GPO, setelah mendata barang-barang yang kami bawa, kemudian kami melanjutkan perjalanan. Pukul 11.00 kami memulai perjalanan yang sesungguhnya.

*kami merupakan kelompok ketiga yang memulai perjalanan dan akan ada 6 pos yang akan kami lalui untuk sampai di alun-alun surya kencana*

belum sampai pintu hutan mba Titin sudah berjalan secimik-secimik, hingga pos satu mba Titin masih nyimik-nyimik. Kira-kira pukul 13.00 kami sampai di pos I,  kami bertemu dengan kelompok I (yang terdiri dari 11 cowok-cowok) dan kelompok ke II (yang terdiri dari 2 cewe dan 3 cowok), tidak lama dari  kedatangan kami mereka pun melanjutkan perjalanan dimulai dari kelompok II kemudian disusul oleh kelompok I.  Setelah makan siang kami melanjutkan perjalanan. Menit demi menit berlalu berganti jam demi jam, jalan setapak itu kami lalui yang dikelilingi rimbunan pohon serta tumbuhan paku yang lebat. Sesampainya di pos 4 kira-kira pukul 16.00 kami beristirahat sekitar 15 menit sambil makan perbekalan ringan yang kami bawa. Pukul 16.30 kami melanjutkan perjalanan, namun seiring dengan terbenamnya matahari, awan gelap menyelimuti langit kala itu, rintik hujan pun bercucuran membasahi badan kami sedikit demi sedikit, bergegas kami memakai jas hujan dan mengeluarkan lampu senter untuk memperlancar perjalanan kami saat itu. Selesai kami menggunakan jas hujan tim melanjutkan perjalanan menuju alun-alun surya kencana. Jalan setapak itu kini berubah menjadi jalan yang mendaki dengan akar-akar pohon yang sangat ekstreme. Entah salah kami atau hujan yang terlampau besar alhasil jas hujan kami tidak dapat menghempas air hujan yang turun, baju kami pun basah kuyup. Tim nyimik-nyimik tertinggal jauh di belakang, hanya aku,ka lana dan ka yono yang berada paling depan.

*perasaan campur aduk,antara takut nyasar dan ingin cepat sampai*

Setelah berjalan cukup jauh dari mereka kami melihat cahaya senter dari atas dan kemudian kami menghampirinya, ternyata… kami bertemu pria berkacamata tengah berdiri sendiri disamping pohon dengan menggunakan plastic trashbag sebagai rompi yang digunakan bak jas hujan. Sejenak kami melakukan perbincangan kecil dengan pri itu, betapa kagetnya diriku ketika mengetahui bahwa pria tersebut ditinggal oleh timnya seorang diri ditengah hutan.

*ck.ck..ck.. tim yang aneh..!!!*

Kami pun menunggu tim nyimik-nyimik sebelum melanjutkan perjalanan, disaat kami menunggu, pria tersebut ingin meminjam terpal untuk perlindungan dirinya dari hujan, setelah kami mencari di dalam tas hanya ada sebuah payung yang kemudian kami pinjamkan kepada pria tersebut . Ketika tim nyimik-nyimik sampai, kami langsung melanjutkan perjalanan. Lagi.lagi mereka tertinggal oleh kami berempat (ka lana,ka yono, abaii, dan pria berkacamata). Kurang lebih setengah jam kami menunggu, tubuh mulai merasakan hawa tersebut.. yak.. dingin mulai menyergap tubuh kami, seolah es tengah menyelimuti kami kala itu.. kami berempat menggigil bukan main..tangan..kaki mulai tidak merasakan apapun

*mati rasa akibat dingin*

Kami hanya duduk menunggu mereka. Sejenak kulihat ka lana sibuk mengacak-acak isi tasnya, bak sebuah mukjizat kami disodorkan seonggok makanan perbekalan bawaan ka lana, sekejap kami makan perbekalan itu untuk menghangatkan tubuh. Sesampainya tim nyimik-nyimik mereka pun langsung disodorkan pula makanan tersebut oleh ka lana dengan tangan yang bergetar karena dingin. Ketika kondisi psikis anggota tim yang mulai menurun, ada salah satu dari anggota tim kami yang terus berbicara dan membuat kami tertawa agar kami sedikit melupakan rasa lelah tersebut, dialah Ka Gugum.
Perjalanan yang cukup menguras tenaga dan pikiran kami pun tiba di pos 5

*akhirnya*

dan pria berkacamata itu menemukan temannya

*namun yang saya lihat temannya tidak ada yang mengkhawatirkan dirinya, mereka malah bersenda gurau di dalam tenda*

setelah pria tersebut mengucapkan terima kasih kami pun melanjutkan perjalanan untuk mencari tempat mendirikan tenda. Kira-kira 200 m dari pos 5 kami menemukan sebuah hamparan tanah lapang yang luas dikelilingi oleh padang edelweis diselimuti oleh kabut tebal,tibatiba aku mendengar panggilan mba titin yang berada tepat di belakang ku. Aku bersama ka yono bergegas menghampiri mereka berdua (mba titin dan ka lana) teryata ka lana mengalami kram kaki, beberapa saat kemudian kami berempat melanjutkan perjalanan. Ketika berjalan kirakira 5 meter sontak diriku kaget mereka meninggalkan kami berempat, dengan cahaya senter yang mulai agak redup dan tidak dapat menembus tebalnya kabut malam itu kami berjalan perlahan-lahan sambil mengeluarkan suara khas kami jika berada di hutan ppuuu…. Tidak ada jawaban dari tim kami,, kami panggil kembali ppuuu… nihil..!!! berulang-ulang kami panggil hasilnya nihil. Rasa takut bercampur aduk dalam pikiranku, teringat akan cerita di film-film aku sangat takut malam itu dan tiba-tiba…. AAuuWW… terdengar teriakan ka lana, keram di kakinya semakin parah kali ini rasa takut itu tambah menghinggapiku. Teringat dalam benakku, PELUIT.. ya.. peluit itu..!! langsung aku menyuruh ka lana meniup peluit.. pprriiiiiiiiiiiiiitttttttttttt..pprrrriiiiiiiiiiitttttttt..pprrriiiiiiiiitttttttt.. tiga kali peluit panjang kami bunyikan. Alhamdulillah kami ucapkan syukur kepada Yang Maha Kuasa, tampak secercah harapan timbul,kami lihat di kejauhan headlamp merah berkedip-kedip, aku yakin itu milik ka gugum dan ka agus, kemudian  terdengar suara teriakan mereka meski agak lirih, dengan cepat kami merespon teriakan mereka. Setelah peluit itu dia tiup, dirinya terkapar tak berdaya ditengah hamparan padang eidelweiss tersebut. Aku berikan pertolongan pertama agar kram kakinya sedikit membaik namun lama-kelamaan kram itu semakin menjalar naik ke tubuhnya betis-paha, aku terus mencoba membantunya, disisi lain ka yono berjalan mendatangi sumber cahaya sambil terus berkomunikasi dengan ka gugum. Tibanya ka gugum ditempat kami, dengan langkah sigapnya ia memijit ka lana di bantu ka yono dan membaluri kakinya dengan minyak kayu putih, meyuruhku mengambil matras dan menggantikan pakaian ka lana dengan sekejap, kemudian dia memanggil teman kami untuk bergegas ke TKP. Yah.. apa boleh buat tanpa pikir panjang akhirnya kami mendirikan tenda ditengah padang edelweiss tersebut. Kemudian kami makan dan beristirahat.

*angin yang berhembus tiada henti, serasa diri ini ditabok oleh angin*

Keesokan harinya jumat 30 juli 2010, kami berpindah tempat untuk sarapan pagi, kira-kira pukul 12.00 kami selesai berbenah diri kami melakukan plotting di alun-alun surya kencana, kami hanya dapat membuat 3 plot dan spesiesnya antara lain: Dicranopteris sp. , Lycopodium sp. ,  Pteridium acuilinum, Plagyogiria sp. , pukul 14.00 kami melanjutkan perjalanan menuju puncak gunung gede. Pukul 16.00 kami sampai di puncak, indahnya pemandangan sore itu,,, awan tebal,, kawah,, dan terlihat puncak panngrango disana, setengah jam kita lalui untuk menikmati pemandangan sambil berfoto-foto. Pukul 16.30 kami lanjutkan kembali perjalanan menuju kandang badak, dengan melalui perjalanan yang hampir sama dengan sebelumnya kami pun tiba pada pukul kira-kira 19.00. bergegas kami mencari lapak untuk tenda karena ternyata telah banyak pendaki yang juga bermalam disana. Setelah tenda didirikan kami lansung menyiapkan hidangan malam itu nasi dengan sosis goreng mentega dan bihun sinti (bihun bumbu pecel).. nikmatnya makan malam itu. Tak berapa lama kami pun beristirahat.
Hari terakhir 31 juli 2010 perjalanan kami mulai pada pukul 10.00 dengan jalan yang menurun kami bergegas turun melewati sumber air panas dengan jalur yang sangat ekstreme

*sebuar air terjun yang kami lewati, bagian sebelah kiri merupakan jurang yang amat dalam dan kami hanya berpegangan dengan sebuah tali besi*

Jalan menurun tersebut membuat kakiku kumat,, cekitt,,cekitt,, alhasil nyimik-nyimik kembali perjalanan kami. Setelah beristirahat beberapa kali, baiknya kaka tingkatku.. tas aku dibawakan ka oci, sedangkan mas uwi membawa dua tas sekaligus,

*oohhh… rasa tidak enak timbul dalam benakku*

di tengah perjalanan kami pun sambil membuat plot di jalur-jalur yang memungkinkan untuk plotting, disana terdapat banyak spesies tumbuhan paku yaitu, Dudia sp. , Pilea melastomoides, Blechnum sp. Dsb.
Pada pukul 15.00 kami sampai di pertigaan cibeureum lalu kami beristirahat untuk sholat dan makan, kira-kira pukul 16.30 kami melanjutkan perjalanan menuju peradaban. Fiuuhhhhh.. akhirnya setelah melewati banyak rintangan kami pun sampai di peradaban saat itu pada pukul 19.00. tak lama kami nsampai hujan pun turun dengan deras dan kami putuskan untuk bermalam disana.



to  be continued...
(semeruensis) haha

#ngarep bgd#